Bani Israil pun mengembara di padang tandus--Padang Tih itu--sebagai akibat kesombongan mereka. Tapi karena kasih sayang ALLAH, berkat dari adanya para rasul dan orang-orang shalih di antara mereka, bantuan ALLAH pun senantiasa tercurah. Ketika mereka kehausan, ALLAH mewahyukan pada Nabi Musa untuk memukul batuan dan terpancarlah dua belas mata air untuk tiap suku Bani Israil. Mereka pun minum di situ.
Ketika mereka lapar, mereka meminta pada Nabi Musa agar ALLAH menganugerahkan makanan. Maka ALLAH pun mengirimkan Manna dan Salwa.
Manna adalah sejenis makanan berwarna putih yang manis seperti madu. Ketika Bani Israil bangun pagi hari, mereka mendapati Manna sudah menempel di pepohonan dan batuan. Mereka tinggal mengambilnya. Cuma-cuma. Barang siapa mengambil lebih dari keperluan, Manna itu akan cepat membusuk.
Salwa adalah burung-burung jinak sejenis burung puyuh yang sangat jinak. Salwa selalu datang ke kemah-kemah Bani Israil pada siang hari menjelang sore. Daging Salwa itu sangat gurih dan mudah ditangkap. Tiap sore burung Salwa yang turun mencapai ribuan ekor sehingga Bani Israil tidak pernah merasakan kelaparan.
Beberapa lama kemudian, sebagian Bani Israil merasa bosan pada pemberian Tuhan itu. Mereka meminta Nabi Musa agar memohon pada Tuhan supaya Tuhan menurunkan sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Nabi Musa marah dan heran, mengapa mereka sanggup mengganti nikmat Tuhan itu dengan barang-barang yang nilainya rendah. Beliau pun menegur umatnya dengan keras.
Food fraud is a growing economic and health issue
3 months ago
No Response to "Kisah Nabi Musa dan `BURUNG - SALWA'"