ALLAH memanggil kita dengan 3 Panggilan

TIGA PANGGILAN DARI ALLAH Swt

Panggilan pertama adalah AZAN

Itu adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas terdengar di telinga kita, sangat kuat
terdengar. Ketika kita solat, sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah. Tetapi Allah masih fleksibel, Dia
tidak ‘cepat marah’ akan sikap kita. Kadang kita terlambat, bahkan tidak solat sama sekali kerana malas.
Allah tidak marah seketika. Dia masih memberikan rahmat-Nya, masih memberikan kebahagiaan bagi
umat-Nya, baik umat-Nya itu menjawab panggilan Azan-Nya atau tidak. Allah hanya akan menanya dan membalas umat-Nya ketika hari Kiamat nanti.

Panggilan yang ke-2 adalah panggilan UMRAH/HAJI

Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hambaNya dengan panggilan yang halus dan sifatnya ‘bergiliran’ .. Hamba yang satu mendapatkan kesempatan yang berbeza dengan hamba yang lain. Jalannya bermacam-macam. Yang tidak punyai wang menjadi punya wang, yang tidak merancang pula akan pergi, ada yang memang merancang dan terkabul. Ketika kita mengambil niat Haji/Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan ‘Labaik AllahumaLabaik/ Umrotan’, sesungguhnya kita saat itu menjawab panggilan Allah yang kedua. Saat itu kita merasa bahagia, kerana panggilan Allah sudah kita jawab, meskipun panggilan itu halus sekali. Allah berkata, laksanakan Haji/Umrah bagi yang mampu.

Dan panggilan ke-3 adalah KEMATIAN

Panggilan yang kita jawab dengan amal kita. Pada kebanyakan kes, Allah tidak memberikan tanda-tanda secara langsung, dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal soleh. Kerana itu, manfaatkan waktumu sebaik-baiknya.
Huraisy
Pada hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka jahanam yang bernama ‘Huraisy’ berasal dari anak kala jengking. Besarnya Huraisy ini dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi.
Malaikat Jibril bertanya : “Hai Huraisy! Engkau hendak ke mana dan siapa yang kau cari?” Huraisy pun menjawab, “Aku mahu mencari lima orang.”
Pertama, orang yang meninggalkan solat.
Kedua, orang yang tidak mahu keluarkan zakat.
Ketiga, orang yang derhaka kepada ibubapanya.
Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid.
Kelima, orang yang suka minum arak.”

wallahu’alam

credit to : http://1khalifah.wordpress.com



ZIKIR MUNAJAT

Sumber: http://wiriddandoa.blogspot.com/



wirid imam Nawawi



Berikut sy masukkan wirid Imam Nawawi. Wirid ini sangat baik untuk diamalkan setiap harinya.








credit to  :  http://sufiroad.blogspot.com/2010/08/berikut-sy-masukkan-wirid-imam-nawawi.html



KISAH NABI MUSA DAN KHIDIR A.S.: ILMU MANUSIA BANDINGAN AIR PADA PARUH PIPIT YANG MEMATUK AIR LAUT

Hadis riwayat Ubay bin Kaab رضي الله عنه:
Ia berkata : Dari Said bin Jubair ia berkata: Aku pernah berkata kepada Ibnu Abbas رضي الله عنه  bahwa Naufan Al-Bukali beranggapan bahwa Musa عليه السلام  nabi Bani Israel adalah bukan Musa yang menjadi sahabat Khidhir.
Ibnu Abbas berkata: Musuh Allah adalah pembohong. Aku pernah mendengar Ubay bin Kaab رضي الله عنه  berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم  bersabda:
Musa عليه السلام pernah berdiri berpidato di tengah-tengah Bani Israel.
Dia (Musa) lalu ditanya: Siapakah manusia yang paling berilmu? Dia menjawab: Akulah orang yang paling berilmu.
Allah lantas menegurnya karena dia tidak mengembalikan ilmu kepada Allah. Allah lalu memberi wahyu kepadanya bahwa salah seorang hamba-Ku yang menetap di tempat pertemuan dua lautan adalah lebih berilmu daripada kamu.
Selanjutnya Musa bertanya: Wahai Tuhanku, bagaimana aku dapat bertemu dengannya? Dikatakan kepadanya: Bawalah seekor ikan dalam sebuah keranjang. Di mana saja kamu kehilangan ikan tersebut, maka di situlah dia berada.
Kemudian Musa pun berangkat bersama muridnya bernama Yusya’ bin Nun. Musa عليه السلام membawa ikan tersebut dalam sebuah keranjang. Dia dan muridnya berangkat dengan berjalan kaki sampai keduanya mencapai sebuah batu karang besar dan tidurlah Musa عليه السلام dan muridnya. Sementara ikan yang berada dalam keranjang bergerak dan keluar dari keranjang lalu jatuh ke laut. Kemudian Allah menahan ombak, sehingga menjadi seperti sebuah lengkungan buat melintas ikan tersebut. Musa عليه السلام dan muridnya terheran-heran. Mereka meneruskan sisa perjalanan pada siang dan malam hari sedangkan murid Musa عليه السلام lupa untuk memberitahukannya.
Keesokan paginya Musa عليه السلام berkata kepada muridnya: Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini. Tetapi (Musa عليه السلام) tidak akan merasa letih sebelum dia sampai di tempat yang diperintahkan.
Muridnya berkata: Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di sebuah batu karang tadi, aku lupa menceritakan tentang ikan itu, setanlah sebenarnya yang membuatku lupa untuk menceritakannya, ikan itu telah masuk ke laut dengan cara yang sangat aneh sekali.
Selanjutnya Musa عليه السلام berkata: Kalau begitu itulah tempat yang kita cari. Keduanya lalu kembali. Keduanya mengikuti jejak mereka semula. Hingga ketika mereka tiba di batu karang tadi Musa tiba-tiba melihat seorang lelaki yang berselimut dengan sebuah pakaian dan itulah Khidhir. Musa عليه السلام mengucapkan salam kepadanya.
Khidhir bertanya kepadanya: Ternyata di negerimu terdapat salam! (Musa عليه السلام) berkata: Aku adalah Musa. Khidhir bertanya: Musa Bani Israel? Dia menjawab: Ya. Khidhir berkata: Sesungguhnya kamu memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepada kamu yang aku tidak ketahui. Sebaliknya aku juga memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepadaku yang tidak kamu ketahui.
Musa عليه السلام berkata kepada Khidhir: Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Khidhir menjawab: Sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu? Musa عليه السلام berkata: Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusanpun. Khidhir berkata kepadanya: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan tentang sesuatu apapun sampai aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu.
Musa menjawab: Baiklah. Khidhir dan Musa عليه السلام lalu berangkat dengan berjalan kaki di tepi pantai dan lewatlah sebuah perahu di hadapan mereka berdua. Mereka bercakap-cakap dengan para penumpangnya agar mau mengangkut mereka. Karena sudah kenal dengan Khidhir, mereka lalu membawa keduanya tanpa bayaran.
Khidhir beranjak ke salah satu papan perahu lalu dicabutnya. Musa عليه السلام berkata kepada Khidhir: Mereka telah membawa kita dengan percuma tetapi dengan sengaja perahu mereka kamu lobangi! Apakah kamu hendak menenggelamkan penumpangnya. Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan yang besar? Khidhir berkata: Bukankah aku telah berkata: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku. Musa عليه السلام berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.
Selanjutnya mereka meninggalkan perahu tersebut. Saat mereka sedang berjalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak remaja bermain dengan beberapa temannya. Khidhir memegang kepala anak itu lalu memenggalnya sehingga terbunuhlah ia.
Musa عليه السلام berkata: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu? Bukankah dia tidak membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar.
Khidhir berkata: Bukankah sudah aku katakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku. Perbuatan ini lebih kejam lagi daripada yang pertama. Selanjutnya Musa عليه السلام berkata: Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku.
Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Ia berkata: Miring, Khidhir mengisyaratkan dengan tangannya dan menegakkan dinding tersebut. Musa عليه السلام berkata kepada Khidhir: Orang-orang yang kita datangi tidak mau menerima kita sebagai tamu dan tidak mau menjamu kita. Jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk pekerjaan itu. Khidhir berkata: Inilah perpisahan kita. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang membuat kamu tidak sabar terhadapnya.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم  bersabda:
Semoga Allah merahmati Musa. Aku akan senang sekali kalau saja Musa عليه السلام boleh bersabar sehingga dia dapat menceritakan kepada kita tentang pengalaman mereka berdua.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم  bersabda:
Tindakan Musa عليه السلام yang pertama memang karena lupa. Beliau bersabda: Seekor burung terbang lalu hinggap pada tepi perahu itu dan mematuk ke laut. Khidhir lalu berkata kepadanya: Ilmu kita jika dibandingkan dengan ilmu Allah adalah seperti patukan seekor burung pipit tersebut pada laut itu .
Shahih Muslim
Kitab Keutamaan Beberapa Perkara : Keutamaan-keutamaan Khidhir عليه السلام
Hadits marfu’ .No: 4385 



credit to  :  http://aburedza.wordpress.com/2009/11/27/kisah-nabi-musa-dan-khidir-a-s-ilmu-manusia-bandingan-air-pada-paruh-pipit-yang-mematuk-air-laut/



 
powered by Blogger | For Blogservices